20 menit waktu berlalu dari yg sudah ditetapkan, Mas Faiz belum keluar dr ruang les piano-nya….
Ada satu lagi yang aku mau baca, sa’at ini Rafi duduk disampingku….
Nabi mengibaratkan orang yg berpegang teguh dg kebenaran pd zaman keterasingan dg seorang yg sedang memegang bara, ketika bara dipegang terasa sangat panas, hingga mengelupaskan kulit & mengeluarkan air mata krn pedihnya, tapi ia harus tetap digenggam, sebab itu perintah & itu satu2nya jalan keselamatan. Jika ia dilepas, berarti lepaslah agama. Bara itu tdk boleh digenggam dg tanggung2. Dapat dipastikan akan menambah lama penderitaan & kesengsaraan, tapi ia harus digenggam agar mati panasnya bara. Yg tinggal hanya kebahagiaan menyongsong ganjaran & pahala.
Sebagaimana yg diriwayatkan Anas bin Malik dr Rasulullaah, beliau bersabda: “Akan datang kpd manusia suatu masa, orang yg sabar pd masa itu bagaikan orang yg sedang menggenggam bara.”
(HR Tirmidzi 4/526 no 2260, berkata Tirmidzi: “Hadits dr jalan ini gharib, & dishahihkan alAlbani di Silsilah 2/645 no 957).
Bukan berarti jika ia bara yg panas, ia boleh dilepas & ditinggalkan, krn dg melepas berarti akan menanggalkan semua atribut penyerahan dirinya kpd Alloh. Berarti ia telah menanggalkan pakaian Islam dr dirinya & memutuskan tali kebahagiaan & pergantungan jiwanya. Krn bara itu tdk lain adalah Islam.
Hal ini ditegaskan Alloh dlm QS Ali Imran: 85 (“Barangsiapa yg mencari agama selain Islam, mk itu tdk akan diterima darinya, & pd akhirat nanti menjadi orang yg merugi.”).
Dari kitab “Temui Aku di Telaga” (Panduan & Motivasi Berpegang Teguh pd Zaman Keterasingan) karya Armen Halim Naro.
BBM dari Ustad Agus Hendra
Agus Hendra (abu zaidan fawwaazz):
*BARA yg HARUS DIGENGGAM* Nabi mengibaratkan orang yg berpegang teguh dg kebenaran pd zaman keterasingan dg seorang yg sedang memegang bara, ketika bara dipegang terasa sangat panas, hingga mengelupaskan kulit & mengeluarkan air mata krn pedihnya, tapi ia harus tetap digenggam, sebab itu perintah & itu satu2nya jalan keselamatan. Jika ia dilepas, berarti lepaslah agama. Bara itu tdk boleh digenggam dg tanggung2. Dapat dipastikan akan menambah lama penderitaan & kesengsaraan, tapi ia harus digenggam agar mati panasnya bara. Yg tinggal hanya kebahagiaan menyongsong ganjaran & pahala. Sebagaimana yg diriwayatkan Anas bin Malik dr Rasulullaah, beliau bersabda: “Akan datang kpd manusia suatu masa, orang yg sabar pd masa itu bagaikan orang yg sedang menggenggam bara.” (HR Tirmidzi 4/526 no 2260, berkata Tirmidzi: “Hadits dr jalan ini gharib, & dishahihkan alAlbani di Silsilah 2/645 no 957).
Bukan berarti jk ia bara yg panas, ia boleh dilepas & ditinggalkan, krn dg melepas berarti akan menanggalkan semua atribut penyerahan dirinya kpd Alloh. Berarti ia telah menanggalkan pakaian Islam dr dirinya & memutuskan tali kebahagiaan & pergantungan jiwanya. Krn bara itu tdk lain adalah Islam. Hal ini ditegaskan Alloh dlm QS Ali Imran: 85 (“Barangsiapa yg mencari agama selain Islam, mk itu tdk akan diterima darinya, & pd akhirat nanti menjadi orang yg merugi.”). Dari kitab “Temui Aku di Telaga” (Panduan & Motivasi Berpegang Teguh pd Zaman Keterasingan) karya Armen Halim Naro.
Leave a Reply